Rabu, 04 Juni 2014

laporan praktikum kimia asam basah



KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil uji percobaan untuk menentukan asam-basa larutan yang kami sajikan dalam bentuk makalah.
Adapun makalah kimia tentang laporan hasil uji percobaan untuk menentukan sifat asam-basa larutan yang telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah kimia ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah kimia tentang asam-basa larutan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
                                                                                                   Lintau 20 january 2014
                                                                                                  
                                                                                                   penyusun












BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita berkecimprung dalam teori dan penerapan asam dan basa. Dimana asam dan basa ini selalu berhubungan dengan kehidupan sehari –hari . asam  merupakan sesuatu zat yang penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan. Proses pencernaan, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan basa.
Dalam praktikum yang telah kita lakukan, kita meneliti kandungan asam dan basa yang ada dalam bunga dan kunyit serta zat-zat kimia yang diperkirakan mengandung asam  dan basa menggunakan indikator kertas lakmus.
Zat Asam adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH < 7 dan mempunyai rasa masam. Sedangkan zat Basa adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH > 7 dan mempunyai rasa yang pahit.
B.   Rumusan Masalah
a.       Apakah pengertian asam dan basa ?
b.      Apa yang dimaksud dengan indicator?
c.       Bagaimanakah cara untuk menentukan sifat asam-basa larutan?
d.      Apa sajakah bahan yang digunakan untuk menguji asam-basa?
e.       Apakah yang terjadi setelah air jeruk dan air sabun di beri tetesan indicator?


C.  Tujuan praktikum
TujuanMenguji beberapa larutan dengan kertas lakmus merah dan laN kmus biru, sertamengelompokkannya kedalam Larutan Asam dan Larutan Basa. Kegunaan:Diharapkan dapat menjadi bahan pembealajaran pada siswa dan iformasi untuk  penelitian selanjutnya.Serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.






BAB II
PEMBAHASAN dan HASIL PENELITIAN
A.       Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian                    :       Kuantitatif
Sumber Data                       :       hasil penelitian dan buklu sumber
Instrument penelitian            :       kelompok peneliti/pengamatan

B.     Pengertian ASAM-BASA

I.        ASAM
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      masam ketika dilarutkan dalam air.
2.      asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
3.      asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4.      asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan elektrolit.
II.                  BASA
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.       
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
  1. Kaustik
  2. Rasanya pahit
  3. Licin seperti sabun
  4. Nilai pH lebih dari air suling
  5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
  6. Dapat menghantarkan arus listrik
C.      TEORI ASAM-BASA

1.             TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS

http://indrykick.files.wordpress.com/2012/07/arrhenius2.jpg?w=238&h=300
Di tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit, dengan teori ini ia mendefinisikan asam basa sebagai berikut:

Teori asam basa Arrhenius

asam: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+)
basa: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-)
Dengan demikian, keasaman asam khlorida dan kebasaan natrium hidroksida dijelaskan denga persamaan berikut:
HCl + aq –> H+(aq) + Cl-(aq) … (9.8)
NaOH + aq –> Na+(aq) + OH-(aq) …. (9.9)
(aq) menandai larutan dalam air.
Walaupun teori Arrhenius baru dan persuasif, teori ini gagal menjelaskan fakta bahwa senyawa semacam gas amonia, yang tidak memiliki gugus hidroksida dan dengan demikian tidak dapat menghasilkan ion hidroksida menunjukkan sifat basa.
Proton, H+ , adalah inti atom hidrogen dan tidak memiliki sebuah elektron pun. Jadi dapat diharapkan proton jauh lebih kecil dari atom, ion atau molekul apapun. Karena H2O memiliki kepolaran yang besar, proton dikelilingi dan ditarik oleh banyak molekul air, yakni terhidrasi (keadaan ini disebut hidrasi). Dengan kata lain, proton tidak akan bebas dalam air. Bila proton diikat dengan satu molekul H2O membentuk ion hidronium H3O+, persamaan disosiasi elektrolit asam khlorida adalah:
HCl + H2O –> H3O+ + Cl- … (9.10)
Karena telah diterima bahwa struktur nyata dari ion hidronium sedikit lebih rumit, maka proton sering hanya dinyatakan sebagai H+ bukan sebagai H3O+.



2.      TEORI ASAM-BASA BRONSTED DAN LOWRY

http://indrykick.files.wordpress.com/2012/07/bronsted-lowry.jpg?w=530
Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
Teori Bronsted dan Lowry asam: zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain basa: zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni
HCl(g) + NH3(g) –>NH4Cl(s) … (9.11)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl
+
H2O
–>
Cl-
+
H3O+
(9.12)
asam1

basa2

basa
konjugat 1

asam
konjugat 2


Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl- adalah sebuah proton, dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl- juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO32- bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32- dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O
+
CO32-
–>
OH-
+
HCO3-
(9.12)
asam1

basa2

basa
konjugat 1

asam
konjugat 2


Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagao asam atau basa. Air adalah zat amfoter yang khas. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat amfoter
H2O
+
H2O
–>
OH-
+
H3O+
(9.12)
asam1

basa2

basa
konjugat 1

asam
konjugat 2


3.      TEORI ASAM-BASA LEWIS
http://indrykick.files.wordpress.com/2012/07/lewis2.jpg?w=530
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan.

Teori asam basa Lewis

Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.
Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron . Dalam reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
H+ + OH- http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/pengantar/kesetimbangan.jpgH2O (9.30)
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g) http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/pengantar/kesetimbangan.jpgNH4Cl(s) (9.31)
Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
BF3 + F-–> BF4- … (9.32)
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis.
Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas.
Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa proton.
D.      Alat dan Bahan
Ś     Pipet Tetes
Ś     Plastic Transparan (pengganti plat tetes)
Ś     Kertas Lakmus merah dan lakmus biru
Ś     Indicator universal
Ś     Indicator PP,MM,MO,Eosin B
Ś     Larutan yang belum diketahui (A,B,C,D)
Ś     Kunyit
Ś     Kembang sepatu merah
Ś     Ubi Ungu
Ś     Bunga terompet ungu
Ś     Daun pandan
Ś     Jeruk nipis
Ś     Sabun cair

E.       Cara kerja
1)      Menguji beberapa warna indicator alami dalam larutan standar
a.       Persiapkan semua alat dan bahan diatas meja. Klipkan plastic transparan dengan selembar ketas HVS (pengganti plat tetes) yang sudah dibuat table data-data yang di perlukan.
b.      Teteskan larutan asam pada setiap table indicator, kemudian uji perubahan warna dengan kertas lakmus biru dan lakmus merah, teteskan cairan bunga pada masing-masing tabel. Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada tetesan larutan asam tersebut.
c.       Teteskan larutan basa pada setiap tabel indicator, kemudian uji perubahan warna dengan kertas lakmus biru dan lakmus merah, teteskan cairan bunga pada masing-masing tabel. Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada tetesan larutan asam tersebut.
2)      Menentukan sifat larutan yang belum diketahui dengan beberapa indicator.
a.       Teteskan larutan zat (A,B,C,D) yang tidak diketahui diatas plastic transparan pada masing-masing zat dan kolam indicator
b.      Teteskan indicator penguji (lakmus merah,lakmus biru,kembang sepatu merah, bunga terompet ungu, ubu ungu, kunyit,daun pandan) diatas masing-masing zat sesuai nama indicator pada tabel.
c.       Lihat perubahan warna dan tentukan sifat zat tersebut berdasarkan hasil pada percobaan larutan standar.
3)      Menentukan reng pH larutan yang tidak di kenal dengan menggunakan indicator PP,MM,MJ, dan Eosin B.
a.       Teteskan larutan indicator diatas plat tetes sesuai nama pada tabel, kemudian teteskan diatas zat (A,B,C,D) yang tidak diketahui.
b.      Perhatikan perubahan warna
4)      Menetukan pH larutan dengan menggunakan indicator universal
a.       Celupkan indicator pada larutan
b.      Lihat perubahan warna pada indicator tersebut
c.       Bandingkan dengan keterangan tentang pH yang ada pada kotak indikator

F.              Hasil Penelitian
1. Menguji Beberapa Warna Indikator Alami Dalam Larutan Standar





Zat
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Kunyit
Kembang Sepatu Merah
Bunga Trompet Ungu
Daun
Ubi  ungu
Sifat


Jeruk Nipis
MERAH
MERAH
KUNING
MERAH
MERAH
HIJAU
PINK
ASAM

Sabun
BIRU
BIRU
BIRU
HIJAU
HIJAU
HIJAU
HIJAU
BASA





















2. Menenentukan sifat Larutan Yang belum Diketahui Dengan Beberapa larutan  Indikator





Zat
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Kunyit
Kembang Sepatu Merah
Bunga Trompet Ungu
Daun
Ubi
Sifat

Ungu

A
MERAH
MERAH
KUNING
MERAH
PINK
HIJAU
UNGU
ASAM

B
BIRU
BIRU
KUNING
MERAH
UNGU
HIJAU
HIJAU
BASA

C
MERAH
MERAH
KUNING
MERAH
UNGU
HIJAU
MERAH
ASAM

D
BIRU
BIRU
KUNING
HIJAU
UNGU
HIJAU
HIJAU
BASA





















3. Menentukan Reng Ph Larutan yang Tidak Dikenal Dengan Menggunakan Indikator Tunggal




Zat
Phenolphtalein
Metyl Red
Metyl Orange
Eosin B
Ph




A
BENING
PINK
ORANGE
ORANGE
3




B
UNGU
KUNING
ORANGE
PINK
13




C
BENING
PINK
MERAH
ORANGE
1




D
UNGU
KUNING
ORANGE
PINK
13





G.   Perhitungan
Berikut trayek perubahan warna dari beberapa indikator.

Indikator
Trayek perubahan warna
Perubahan warna
Metil jingga (MO)
Metil merah (MM)
Bromtimol biru (BTB)
Fenolftalein (PP)
Lakmus
Eosin B
2,9 – 4,0
4,2 – 6,3
6,0 – 7,6
8,3 – 10
5,5-8,0
1,3-2,4
Merah  - kuning
Merah -  kuning
Kuning – biru
Tidak berwana – merah
Merah – Biru
Bening-pink

1.       Larutan A
Larutan Indikator
warna
Trayek perubahan warna
Fenolftalein (PP)
Bening
8,2
Metil merah (MM)
Pink
4,2
Metil jingga (MO)
Pink
2,9
Eosin B
bening
1,3








Larutan Indikator
pH larutan dalam garis bilangan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Phenolptalein
 
 


 


 







 



Metilmerah (MM)
 


















Metil jingga (MO)
 


















Eosin B
 



















1,3 £ pH £ 2,4

2.       Larutan B
Larutan Indikator
warna
Trayek perubahan warna
Fenolftalein (PP)
Pink
10
Metil merah (MM)
kuning
6,3
Metil jingga (MO)
kuning
4,0
Eosin B
pink
2,4


Larutan Indikator
pH larutan dalam garis bilangan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Phenolptalein



 









 






 


Metilmerah (MM)













 









Metil jingga (MO)






 














Eosin B



 


















10£pH £14

3.       Larutan C

Larutan Indikator
warna
Trayek perubahan warna
Fenolftalein (PP)
Bening
8,2
Metil merah (MM)
Pink
4,2
Metil jingga (MO)
Pink
2,9
Eosin B
bening
1,3


Larutan Indikator
pH larutan dalam garis bilangan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Phenolptalein
 
 


 


 







 



Metilmerah (MM)
 


















Metil jingga (MO)
 


















Eosin B
 



















0 £ pH £ 1,3

4.       Larutan D
Larutan Indikator
warna
Trayek perubahan warna
Fenolftalein (PP)
Pink
10
Metil merah (MM)
kuning
6,3
Metil jingga (MO)
kuning
4,0
Eosin B
pink
2,4


Larutan Indikator
pH larutan dalam garis bilangan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Phenolptalein



 









 






 


Metilmerah (MM)













 









Metil jingga (MO)






 














Eosin B



 


















10£pH £14



























BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara menentukan asam, basa dan netral suatu larutan menggunakan kertas lakmus , yaitu dengam melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus yang telah dicelupkan.
Ś     Apabila kertas lakmus merah berubah menjadi biru, maka sifat larutan tersebut adalah basa.
Ś     Apabila kertas lakmus biru berubah menjadi merah, maka sifat larutan tersebut adalah asam.
Ś     Apabila kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna, maka sifat larutan tersebut adalah netral.
Ś     Jika sabun yang digunakan haruslah berwarna bening, karna warna pada sabun sangat mempengaruhi warna dari hasil percobaan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator pembeda asam basa yang baik adalah zat warna yang dapat memberikan perubahan warna yang signifikan.


B.     Saran
Ś     Hendaknya baju praktikumnya diadakan, karna warna ynag terdapat dalam larutan bisa lengket dengan baju dan susah untuk dihilangkan
Ś     Hendaknya sabun yang digunakan adalah sabung yang tidak berwarna




















DAFTAR PUSTAKA



Achmad, Hiskia. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996.
Anonim. Chemistry As a Center of Science. http://www.repository.usu.ac.id
               (16 Juni 2013).
Keenan, dkk. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1977.
Pudjaatmaka, Aloysius Hadyana. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1980.
Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Nana Sutresna. 2009. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Susanto, Doni. 2000. Modul Praktikum SMA Kartika III-1. Bandung: Bandung




















LAMPIRAN







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar