KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil
uji percobaan untuk menentukan asam-basa larutan yang kami sajikan dalam bentuk
makalah.
Adapun
makalah kimia tentang laporan hasil uji percobaan untuk menentukan sifat
asam-basa larutan yang telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
kimia ini.
Akhirnya
kami mengharapkan semoga dari makalah kimia tentang asam-basa larutan ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
Lintau
20 january 2014
penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita
mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita
berkecimprung dalam teori dan penerapan asam dan basa. Dimana asam dan basa ini
selalu berhubungan dengan kehidupan sehari –hari . asam merupakan sesuatu
zat yang penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan
di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan.
Proses pencernaan, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan
basa.
Dalam praktikum yang telah kita
lakukan, kita meneliti kandungan asam dan basa yang ada dalam bunga dan kunyit
serta zat-zat kimia yang diperkirakan mengandung asam dan basa
menggunakan indikator kertas lakmus.
Zat Asam adalah suatu zat yang
mempunyai indikator pH < 7 dan mempunyai rasa masam. Sedangkan zat Basa
adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH > 7 dan mempunyai rasa yang
pahit.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apakah pengertian asam dan basa ?
b.
Apa yang dimaksud dengan indicator?
c.
Bagaimanakah cara untuk menentukan sifat
asam-basa larutan?
d.
Apa sajakah bahan yang digunakan
untuk menguji asam-basa?
e.
Apakah yang terjadi setelah air
jeruk dan air sabun di beri tetesan indicator?
C.
Tujuan praktikum
TujuanMenguji beberapa
larutan dengan kertas lakmus merah dan laN kmus biru, sertamengelompokkannya
kedalam Larutan Asam dan Larutan Basa. Kegunaan:Diharapkan dapat menjadi bahan pembealajaran pada siswa dan iformasi
untuk penelitian selanjutnya.Serta dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
dan HASIL PENELITIAN
A.
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian : Kuantitatif
Sumber Data : hasil penelitian dan buklu sumber
Instrument penelitian : kelompok peneliti/pengamatan
B.
Pengertian ASAM-BASA
I.
ASAM
Asam
secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH
lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas
dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat.
Secara umum, asam memiliki sifat
sebagai berikut:
1. masam
ketika dilarutkan dalam air.
2. asam
terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya
asam pekat.
3. asam
bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
II.
BASA
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam
dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat
asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini
basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan
ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut
reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam
air.
Secara umum, basa memiliki sifat
sebagai berikut:
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seperti sabun
- Nilai pH lebih dari air suling
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
C. TEORI ASAM-BASA
1. TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS
Di tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit, dengan teori ini ia mendefinisikan asam basa sebagai berikut:
Teori asam basa Arrheniusasam: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+)basa: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-) |
HCl + aq –> H+(aq) + Cl-(aq)
… (9.8)
NaOH + aq –> Na+(aq) +
OH-(aq) …. (9.9)
(aq) menandai larutan dalam air.
Walaupun teori Arrhenius baru dan persuasif, teori ini gagal menjelaskan
fakta bahwa senyawa semacam gas amonia, yang tidak memiliki gugus hidroksida
dan dengan demikian tidak dapat menghasilkan ion hidroksida menunjukkan sifat
basa.Proton, H+ , adalah inti atom hidrogen dan tidak memiliki sebuah elektron pun. Jadi dapat diharapkan proton jauh lebih kecil dari atom, ion atau molekul apapun. Karena H2O memiliki kepolaran yang besar, proton dikelilingi dan ditarik oleh banyak molekul air, yakni terhidrasi (keadaan ini disebut hidrasi). Dengan kata lain, proton tidak akan bebas dalam air. Bila proton diikat dengan satu molekul H2O membentuk ion hidronium H3O+, persamaan disosiasi elektrolit asam khlorida adalah:
HCl + H2O –> H3O+
+ Cl- … (9.10)
Karena telah diterima bahwa struktur nyata dari ion hidronium sedikit lebih
rumit, maka proton sering hanya dinyatakan sebagai H+ bukan sebagai
H3O+.2. TEORI ASAM-BASA BRONSTED DAN LOWRY
Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.Teori Bronsted dan Lowry asam: zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain basa: zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni
HCl(g) + NH3(g) –>NH4Cl(s)
… (9.11)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl
|
+
|
H2O
|
–>
|
Cl-
|
+
|
H3O+
|
…
|
(9.12)
|
asam1
|
basa2
|
basa
konjugat 1 |
asam
konjugat 2 |
Larutan dalam air ion CO32- bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32- dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O
|
+
|
CO32-
|
–>
|
OH-
|
+
|
HCO3-
|
…
|
(9.12)
|
asam1
|
basa2
|
basa
konjugat 1 |
asam
konjugat 2 |
H2O
|
+
|
H2O
|
–>
|
OH-
|
+
|
H3O+
|
…
|
(9.12)
|
asam1
|
basa2
|
basa
konjugat 1 |
asam
konjugat 2 |
3.
TEORI ASAM-BASA LEWIS
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya,
Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan
teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus
diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil
percobaan.
Teori asam basa LewisAsam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron. |
H+ + OH-
H2O (9.30)
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi
asam basa dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g)
NH4Cl(s) (9.31)
Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan
elektron bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
BF3 + F-–>
BF4- … (9.32)
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron
bebas ion fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam.
Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas
proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted
Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak
memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang
membentuk asam Lewis.Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas.
Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa proton.
D.
Alat dan Bahan
Ś Pipet
Tetes
Ś Plastic
Transparan (pengganti plat tetes)
Ś Kertas
Lakmus merah dan lakmus biru
Ś Indicator
universal
Ś Indicator
PP,MM,MO,Eosin B
Ś Larutan
yang belum diketahui (A,B,C,D)
Ś Kunyit
Ś Kembang
sepatu merah
Ś Ubi
Ungu
Ś Bunga
terompet ungu
Ś Daun
pandan
Ś Jeruk
nipis
Ś Sabun
cair
E.
Cara kerja
1)
Menguji beberapa warna indicator alami dalam
larutan standar
a.
Persiapkan semua alat dan bahan diatas meja. Klipkan
plastic transparan dengan selembar ketas HVS (pengganti plat tetes) yang sudah
dibuat table data-data yang di perlukan.
b.
Teteskan larutan asam pada setiap table
indicator, kemudian uji perubahan warna dengan kertas lakmus biru dan lakmus
merah, teteskan cairan bunga pada masing-masing tabel. Perhatikan perubahan
warna yang terjadi pada tetesan larutan asam tersebut.
c.
Teteskan larutan basa pada setiap tabel
indicator, kemudian uji perubahan warna dengan kertas lakmus biru dan lakmus
merah, teteskan cairan bunga pada masing-masing tabel. Perhatikan perubahan
warna yang terjadi pada tetesan larutan asam tersebut.
2)
Menentukan sifat larutan yang belum diketahui
dengan beberapa indicator.
a.
Teteskan larutan zat (A,B,C,D) yang tidak
diketahui diatas plastic transparan pada masing-masing zat dan kolam indicator
b.
Teteskan indicator penguji (lakmus merah,lakmus
biru,kembang sepatu merah, bunga terompet ungu, ubu ungu, kunyit,daun pandan)
diatas masing-masing zat sesuai nama indicator pada tabel.
c.
Lihat perubahan warna dan tentukan sifat zat
tersebut berdasarkan hasil pada percobaan larutan standar.
3)
Menentukan reng pH larutan yang tidak di kenal
dengan menggunakan indicator PP,MM,MJ, dan Eosin B.
a.
Teteskan larutan indicator diatas plat tetes
sesuai nama pada tabel, kemudian teteskan diatas zat (A,B,C,D) yang tidak
diketahui.
b.
Perhatikan perubahan warna
4)
Menetukan pH larutan dengan menggunakan
indicator universal
a.
Celupkan indicator pada larutan
b.
Lihat perubahan warna pada indicator tersebut
c.
Bandingkan dengan keterangan tentang pH yang ada
pada kotak indikator
F.
Hasil Penelitian
1. Menguji Beberapa Warna Indikator Alami Dalam Larutan Standar
|
|||||||||
Zat
|
Lakmus Merah
|
Lakmus Biru
|
Kunyit
|
Kembang Sepatu Merah
|
Bunga Trompet Ungu
|
Daun
|
Ubi ungu
|
Sifat
|
|
Jeruk Nipis
|
MERAH
|
MERAH
|
KUNING
|
MERAH
|
MERAH
|
HIJAU
|
PINK
|
ASAM
|
|
Sabun
|
BIRU
|
BIRU
|
BIRU
|
HIJAU
|
HIJAU
|
HIJAU
|
HIJAU
|
BASA
|
|
2. Menenentukan sifat Larutan Yang belum Diketahui Dengan
Beberapa larutan Indikator
|
|||||||||
Zat
|
Lakmus Merah
|
Lakmus Biru
|
Kunyit
|
Kembang Sepatu Merah
|
Bunga Trompet Ungu
|
Daun
|
Ubi
|
Sifat
|
|
Ungu
|
|||||||||
A
|
MERAH
|
MERAH
|
KUNING
|
MERAH
|
PINK
|
HIJAU
|
UNGU
|
ASAM
|
|
B
|
BIRU
|
BIRU
|
KUNING
|
MERAH
|
UNGU
|
HIJAU
|
HIJAU
|
BASA
|
|
C
|
MERAH
|
MERAH
|
KUNING
|
MERAH
|
UNGU
|
HIJAU
|
MERAH
|
ASAM
|
|
D
|
BIRU
|
BIRU
|
KUNING
|
HIJAU
|
UNGU
|
HIJAU
|
HIJAU
|
BASA
|
|
|
|||||||||
3. Menentukan Reng Ph Larutan yang Tidak Dikenal Dengan
Menggunakan Indikator Tunggal
|
|||||||||
Zat
|
Phenolphtalein
|
Metyl Red
|
Metyl Orange
|
Eosin B
|
Ph
|
||||
A
|
BENING
|
PINK
|
ORANGE
|
ORANGE
|
3
|
||||
B
|
UNGU
|
KUNING
|
ORANGE
|
PINK
|
13
|
||||
C
|
BENING
|
PINK
|
MERAH
|
ORANGE
|
1
|
||||
D
|
UNGU
|
KUNING
|
ORANGE
|
PINK
|
13
|
G.
Perhitungan
Berikut
trayek perubahan warna dari beberapa indikator.
Indikator
|
Trayek perubahan
warna
|
Perubahan
warna
|
Metil jingga (MO)
Metil merah (MM)
Bromtimol biru
(BTB)
Fenolftalein (PP)
Lakmus
Eosin B
|
2,9 – 4,0
4,2 – 6,3
6,0 – 7,6
8,3 – 10
5,5-8,0
1,3-2,4
|
Merah - kuning
Merah - kuning
Kuning – biru
Tidak berwana – merah
Merah – Biru
Bening-pink
|
1.
Larutan A
Larutan Indikator
|
warna
|
Trayek perubahan warna
|
Fenolftalein (PP)
|
Bening
|
8,2
|
Metil merah (MM)
|
Pink
|
4,2
|
Metil jingga (MO)
|
Pink
|
2,9
|
Eosin B
|
bening
|
1,3
|
Larutan Indikator
|
pH larutan dalam garis
bilangan
|
||||||||||||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||||||||||
Phenolptalein
|
![]() |
![]() |
|
|
![]() |
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
Metilmerah (MM)
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metil jingga (MO)
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Eosin B
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1,3
£ pH £ 2,4
2.
Larutan B
Larutan Indikator
|
warna
|
Trayek perubahan warna
|
Fenolftalein (PP)
|
Pink
|
10
|
Metil merah (MM)
|
kuning
|
6,3
|
Metil jingga (MO)
|
kuning
|
4,0
|
Eosin B
|
pink
|
2,4
|
Larutan Indikator
|
pH larutan dalam garis bilangan
|
||||||||||||||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||||||||||
Phenolptalein
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
Metilmerah (MM)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metil jingga (MO)
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Eosin B
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10£pH £14
3.
Larutan C
Larutan Indikator
|
warna
|
Trayek perubahan warna
|
Fenolftalein (PP)
|
Bening
|
8,2
|
Metil merah (MM)
|
Pink
|
4,2
|
Metil jingga (MO)
|
Pink
|
2,9
|
Eosin B
|
bening
|
1,3
|
Larutan Indikator
|
pH larutan dalam garis
bilangan
|
||||||||||||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||||||||||
Phenolptalein
|
![]() |
![]() |
|
|
![]() |
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
Metilmerah (MM)
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metil jingga (MO)
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Eosin B
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
£ pH £ 1,3
4.
Larutan D
Larutan Indikator
|
warna
|
Trayek perubahan warna
|
Fenolftalein (PP)
|
Pink
|
10
|
Metil merah (MM)
|
kuning
|
6,3
|
Metil jingga (MO)
|
kuning
|
4,0
|
Eosin B
|
pink
|
2,4
|
Larutan Indikator
|
pH larutan dalam garis bilangan
|
||||||||||||||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||||||||||
Phenolptalein
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
Metilmerah (MM)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metil jingga (MO)
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Eosin B
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10£pH £14
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa cara menentukan asam, basa dan netral suatu larutan menggunakan kertas
lakmus , yaitu dengam melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
yang telah dicelupkan.
Ś
Apabila
kertas lakmus merah berubah menjadi biru, maka sifat larutan tersebut adalah
basa.
Ś
Apabila
kertas lakmus biru berubah menjadi merah, maka sifat larutan tersebut adalah
asam.
Ś
Apabila
kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna, maka sifat larutan tersebut
adalah netral.
Ś
Jika
sabun yang digunakan haruslah berwarna bening, karna warna pada sabun sangat
mempengaruhi warna dari hasil percobaan
Berdasarkan hasil pengujian yang
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator pembeda asam basa
yang baik adalah zat warna yang dapat memberikan perubahan warna yang
signifikan.
B. Saran
Ś Hendaknya baju
praktikumnya diadakan, karna warna ynag terdapat dalam larutan bisa lengket
dengan baju dan susah untuk dihilangkan
Ś Hendaknya sabun
yang digunakan adalah sabung yang tidak berwarna
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.
Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996.
Anonim.
Chemistry As a Center of Science. http://www.repository.usu.ac.id
(16 Juni 2013).
Keenan, dkk.
Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1977.
Pudjaatmaka,
Aloysius Hadyana. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1980.
Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: ErlanggaSunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Nana Sutresna. 2009. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Susanto, Doni. 2000. Modul Praktikum SMA Kartika III-1. Bandung: Bandung
LAMPIRAN





Tidak ada komentar:
Posting Komentar